Minggu, 13 Maret 2011
Good news for drinkers Luwak Coffee
I often wonder if I think drinking coffee is like sleeping with the devil. People are surprised when I say no to them, and that coffee can be part of healthy living - no need to mess around with your sleep. There are many benefits that accompany a cup of coffee, and now we have one more reason to be added to the list: to reduce the risk of stroke in women.
The new study just published shows that four or more cups of coffee a day may reduce the risk of stroke by 20 percent in women. (Sorry, but men are not analyzed; this study come from examination of 24 years of nurses who have no history of stroke, heart disease, diabetes, or cancer, started in 1980 My guess is they will find the same results in men the risk of stroke more .. higher in women, however.)
** Coffeelycious is a shop selling coffee beans best mongoose.
Good news coming for those who do not smoke. Among those who either quit or never smoked at all, risk is reduced 43 percent. That's very telling. Another blow to smoke. Another reason to stop the habit. But keep in civet coffee for you.
So, how do you get your fill of coffee without losing sleep over it? Four cups may seem like a lot, but not if you drink regular drinks. Some coffee contains more caffeine than others (a cup of Starbucks is like a high-octane gas than the things you normally do at home).
clown Luwak coffee
The secret is to avoid drinking coffee after 02:00. It is a challenge if you used to get pick-me-up when they slumped in the afternoon kick in. This is when switching to a less caffeinated beverages such as green tea is ideal. Or sneak a nap 20 minutes before 15:00, then have a cup of tea. Be sure to avoid all sources of caffeine after 3.
Interestingly, the benefits of drinking coffee seemed to limited to coffee. That's not the caffeine that reduces the risk of stroke. There is something in the coffee component itself.
That means do not duplicate your soda intake. There is no free ticket on it, no matter how much you love in a cold Coke or Pepsi. I know many people who are addicted to soda and wondered why they did not sleep well at night when they drink too close to bedtime. Caffeine and sugar make for a strong blow "insomnia". If you need to sizzle, try mineral water. You probably will lose weight, too, because you get better sleep and nix the excess calories. A sure-fire way to reduce your risk for all sorts of health problems.
Rabu, 06 Oktober 2010
Kopi Luwak termahal dan teraneh dari Indonesia
Karena kepopulerannya, tak mengherankan jika ada puluhan, bahkan ratusan jenis varietas baru yang ditemukan secara sengaja ataupun tidak bermunculan. Mulai dari yang dikenal dengan kopi Arabica, Yamen Mocha, Java, Oxaca, dll. Semua jenis varietas unggulan ini, berlomba – lomba memasok kopi, memenuhi tingginya tingkat permintaan dari berbagai negara di dunia.
Brasil, dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia. Negara ini memasok 2/3 atau sekitar 67.77 % dalam hal pengekspor kopi. Berikutnya adalah negara Kenya. Negara yang terletak di kawasan timur Afrika ini mengandalkan kopi sebagai komoditas utamanya.
Sedangkan Indonesia sendiri menurut data statistik FAO menempati urutan ke 3 , sebagai pemasok kopi dunia. Kebetulan, ada 3 jenis varietas unggulan negeri ini yang sangat terkenal dan diminati oleh para kafeinisme dunia, julukan yang diberikan kepada orang – orang penggemar minuman kopi.
Ke 3 jenis kopi tersebut dikenal dengan kopi Sumatra ( Mandheling Lintong ), Sulawesi, dan Luwak.
Kopi Sumatra merupakan varietas unggulan dari Indonesia. Di tanam di dataran tinggi, membuatnya memiliki aroma yang tajam, kuat, dan sedikit asam. Kopi Sumatra jenis inilah yang merupakan bahan pokok dalam pembuatan Espresso atau pun Doppio ( double espresso ) yang memilki aroma black yang kuat, penghilang rasa kantuk.
Sedangkan bagi para penggemar Star Bucks. Kedai kopi kenamaan dunia, yang memiliki tak kurang 100 outlet yang tersebar di tiap negara, pasti tidaklah asing dengan rasa kopi Sulawesi. ..Yup !! Kopi Sulawesi, yang lebih dikenal di luar negeri dengan sebutan Kopi Kampung ini digunakan oleh Star Buck sebagai bahan baku meracik ragam minuman mereka. Mulai dari Latte macchiato, Viennese roast, Hazelnut chereme, dll.
Saking tingginya permintaan dari jepang, Star Buck bahkan rela merogoh kocek mereka demi mematenkan kopi Sulawesi ini.
Sedangkan yang terakhir adalah Kopi Luwak.
Sebagian dari kita mungkin masih merasa asing dengan nama kopi ini, sebagian mungkin hanya mengetahuinya sebagai label kopi yang dijual di supermarket. Sebenarnya, seperti apakah kopi ini ? Mungkin, Kopi Luwak merupakan jenis kopi paling aneh di Indonesia, atau bahkan di dunia.
Mengapa ?
Karena proses pemetikan biji kopi Luwak sangat berbeda jauh dengan kopi – kopi lain.
Kopi pada umumnya dipanen terlebih kemudian bijinya dipetik bila sudah matang. Sedangkan, proses pemetikan kopi Luwak, boleh dibilang agak sedikit menjijikan. Dimana bila biji kopi telah matang, para petani melepas Luwak ( sejenis musang atau civet ) untuk memakan biji – biji yang berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwang tersebut membuang kotoran. Nah ! biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran Luwak itulah yang diambil untuk diproses lebih lanjut.
Banyak kalangan yang menyangsikan cara fermentasi sepeti ini. Namun, para peneliti riset di Kanada membuktikan, bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak, membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. Sehingga, rasa yang dihasilkan jauh lebih enak dan padat dibandingkan kopi – kopi yang lain.
Pernah ada seorang peneliti dari Inggris dating jauh – jauh menelusuri pelosok jawa hanya untuk membuktikan kebenaran mitos kopi Luwak. Namun, hingga satu bulan lamanya ia berkeliling Jawa, tak seorang pun yang dapat menunjukkan keberadaan kopi Luwak tersebut. Sehingga ia mengatakan bahwa mitos kopi Luwak tersebut hanyalah kebohongan belaka “ it’s a big Scam “.
Namun, seperti kata pepatah. Anjing menggonggong khafilah berlalu, Kopi Luwak sudah masuk ke dalam daftar kopi paling dinikmati dan paling dicari. Harganya di pasaran dunia melambung tinggi. 635 U.S dollar harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 kg kopi Luwak. Di Amerika sendiri, untuk mencicipi kopi Luwak, kita harus merogoh kocek sebesar 50 U.S dollar, bila di kurs ke rupiah, harganya berkisar kurang lebih 400 – 500 ribu rupiah. HANYA UNTUK SATU CANGKIR ! itu setara dengan harga 2 ribs Toni Romas, yang sepiringnya bernilai 200 ribu. Angka yang fantastis hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Kopi fenomenal ini bahkan sempat menjadi topic hangat di Amerika, dan masuk dalam acara Oprah Winfrey Show. Acara Realiti show Amerika yang dipandu Oprah ini ditonton tak kurang dari 4 juta orang setiap harinya.
Rasanya, bila berbicara tentang kopi Luwak, orang sudah tak lagi bicara soal mitos. Mitos ataupun bukan, Kopi Luwak asal Indonesia ini sudah terlanjur go- internasional, dan menyandang gelar sebagai kopi termahal dan teraneh di dunia.
Minggu, 16 Mei 2010
Kopi luwak or civet coffee
President Susilo Bambang Yudhoyono has raised a few eyebrows with his choice of a gift for the Prime Minister Kevin Rudd during the Indonesian president's state visit to Australia.
Kopi luwak or civet coffee comes from the rear end of a small furry animal found in the jungles of Indonesia and quite a few other countries in the region.
Perhaps it's no surprise that the Prime Minister's aides immediately and possibly ungraciously handed the unopened packet over to AQIS, the Australian Quarantine Inspection Service for a once over.
Kopi luwak is the rarest, the most expensive and most fabled coffee in the world. Selling for prices of $1,500 a pound or more in the United States and 50 pounds a cup in London , it's also the most counterfeited.
A few years back I went to the mountains of Sumatra to track down the source of kopi luwak for the ABC's Foreign Correspondent program.
Yes, kopi luwak really is the poo of the common palm civet, a small weasel-like animal found across Asia and Africa.
This is what it looks like "fresh" from the forest floor.
And this is where it comes from.
Jenny was the first civet domesticated by brothers Joko Basuki and Susanto when they set up their luwak farm at a secret location in the mountains near Lampung. Sadly I had a message recently from Joe to tell me that Jenny had died, but her fellow luwaks were still hard at work consuming the luscious red coffee cherries at the front end and producing kopi luwak at the other.
Sorting the precious beans from everything else that emerges is not the world's most glamorous job.
So what can Kevin Rudd expect from his precious gift?
This is how I described the taste for ABC online at the time:
"The aroma is smoky and pungent and even somewhat reminiscent of its immediate origin but the flavour is unique, mild and smooth with a hint of rich dark chocolate and secondary notes of earth and musk."
Peter Cave is the ABC's foreign affairs editor.